Pandemi menghantam semua lini bisnis. Menyebabkan banyak pengusaha tidak mampu bertahan. Mereka memilih menutup usaha sehingga meningkatkan pengangguran. Untuk itu pebisnis perlu merinci keuangan dalam pembukuan UMKM. Sehingga dapat mengoptimalkan kinerja usaha dalam menghadapi situasi ini.
Kiat-Kiat Hadapi Pandemi dengan Pembukuan UMKM
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pengusaha agar dapat bertahan menghadapi pandemi. Salah satunya membuat catatan yang menyajikan aspek-aspek jalannya bisnis, antara lain:
- Menekan pengeluaran usaha
Rinci pengeluaran untuk operasional perusahaan. Pisahkan pengeluaran wajib dengan yang tidak. Dari sana tentukan mana yang dapat ditekan, dan mana yang dimaksimalkan.
Pengeluaran yang dapat ditekan misalnya biaya iklan, atau pembelian inventory yang masih bisa ditunda, Pastikan penundaan ini tidak berakibat langsung pada produktivitas usaha.
Sementara pengeluaran wajib seperti gaji karyawan, pajak, bahan baku dapat lebih diprioritaskan. Pengusaha juga dapat mengambil alternatif penurunan bonus karyawan jika memang benar-benar diperlukan. Sesuaikan juga dengan kondisi usaha masing-masing.
- Negosiasi nominal pajak penghasilan
Setiap peserta wajib pajak memiliki hak penundaan bayar pajak atau penurunan nominal pajak. Hal ini dapat dilakukan jika: perusahaan sedang lesu dan adanya krisis.
Proses ini harus menyertakan bukti laporan keuangan yang jelas dalam beberapa bulan terakhir. Untuk itu pengusaha tetap harus membuat pembukuan sederhana UMKM. Sehingga proses negosiasi menjadi lebih mudah disetujui.
- Utamakan Cash Flow
Krisis membuat daya beli masyarakat berkurang, sehingga mereka memilih berhemat. Untuk itu sebaiknya perkecil profit. Utamakan kontinuitas produk terjual sehingga cash flow berjalan.
Cash flow harus berjalan minimal 3-6bulan ke depan. Penting bagi pengusaha memangkas pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini difungsikan menekan biaya produksi. Sehingga diperoleh harga jual yang murah.
- Menyisakan anggaran dana darurat
Dana daruat sebaiknya disiapkan saat awal-awal membuka bisnis. Nominal pasti memang tidak ada patoka. Namun usahakan jumlahnya cukup untuk menopang usaha selama 5-6bulan. Menyiapkan dana darurat, setidaknya pengusaha punya backup plan untuk hal diluar kendali.
- Menyiapkan dana penyusutan
Aset-aset perusahaan seperti mesin dan inventory umumnya memiliki usia tertentu. Barang-barang ini bisa rusak yang perlu biaya perbaikan atau diganti. Hal inilah yang disebut penyusutan atau depresiasi.
Sebaiknya dana ini disiapkan ketika perusahaan membeli barang. Persentasenya kurang lebih 10persen dari harga barang per bulan. Semakin banyak aset, maka dana yang disiapkan pun akan semakin besar.
- Laporan keuangan yang sehat
Pengusaha sekali pun harus memiliki catatan keuangan rinci. Dari pembukuan UMKM, mereka bisa melihat sehat tidaknya usaha. Laporan ini hendaknya di evaluasi berkala. Sehingga dapat menentukan kiat tepat untuk bertahan hadapi pandemi.
Kita semua tentu berharap semoga pandemi segera berlalu, agar perekonomian membaik. Namun sebagai pengusaha harus menganggap ini sebagai tantangan untuk survive. Umumnya bisnis yang dapat bertahan hadapi pandemi memiliki pembukuan UMKM. Untuk itu mulailah lakukan pencatatan serinci mungkin.